BIOGRAFI
Semenjak abad VIII, para pengikut Kristiani Maronit (Salah satu aliran Nasrani yang berasal dari St Maron-wafat 410 M-) mulai mencari perlindungan dari pelecehan orang-orang Nelkhit, Monafisit dan Muslimin di punggung gunung Lebanon (Dalam bahasa Semit Kuno, berarti Putih, sebagaimana serpihan salju abadi yang ada dilereng gunung tersebut) agar tidak terjangkau oleh mereka.
Dikota Besari ini jugalah Kamila Rahmi (Seorang putri terakhir dari seorang pendeta yang bernama Estephanos Rahmi) bertemu dengan Khalil bin Jubran (Ia seorang gembala yang setia pada profesinya sebagai petani) pada saat ia bernyanyi dikebun ayah Khalil bin Jubran.
Meskipun ia berstatus janda dari Handa Abdel Salam yang telah merantau di Brazil dan memiliki seorang putra bernama Peter, namun Khalil bin Jubran masih bersedia menikahinya dan pada akhirnya ia memiliki 3 orang anak; dua putra dan satu putri,
yakni: Khalil Jubran, Marianna, dan Sulthania.
Khalil Jubran lahir pada hari 6 Desember 1883 (Kamis pahing tuh... hwehehehe!!!). Meskipun Jubran terlahir dari keluarga terpandang yang datang dari Palestina, kehidupan mereka tergolong miskin. Namun, meskipun begitu, ibunya (Kamila Rahmi) termasuk seorang yang pandai. Terutama dalam bidang bhasa Prancis, Bahasa Arab, dan Musik. Dan kemudian ia ajarkan pada Khalil Jubran. Khalil Jubran juga diajarkan tentang seni lukis dan prinsip-prinsip psikologi Behaviourisme. Bahkan tentang kepandaian ibunya dalam bidang musik-yang diturunkan kepada Khalil Jubran-lah yang membuat Khalil Jubran mampu membuat karya sastra pertamanya yang berjudul "An-Nubdah Fi Fannil Musiqa (1902)" atau "Sekilas Tentang seni musik". Pada masa anak-anaknya, Jubran tidak begitu terpengaruh tentang pandangan Jesuit ("Zuhud" dalam pandangan Islam), karena ia lebih cenderung lebih suka menyendiri, merenung, mengagumi alam semesta dan terlalu sibuk berguru kepada Salim Dahir yang ahli dalam bidang Astronomi, Filsafat, Fisika, Kimia dan Sejarah.
Pada saat Khalil Jubran berusia 11 tahun, Peter -Kakaknya yang saat itu berusia 18tahun-, berkeinginan untuk memperbaiki kondisi finansial keluarganya dengan pergi ke Amerika pada tahun 1894. Mengingat pada saat itu Peter masih berusia 18 tahun, ibunya pada awalnya merasa khawatir dan keberatan, namun setelah melihat kondisi teman-temannya yang sudah lebih dulu berjaya, akhirnya dia pun pergi bersama keluarganya. Kecuali ayahnya pada tanggal 25 Juni 1895. Mereka pun pindah ke Boston, Amerika. Tepatnya disebuah daerah kumuh kampung Pecinan yang bernama South End.
Kemampuannya yang sangat menonjol dalam bidang menggambar, membuat Jubran lebih dikenal disekolah yang dikhususkan untuk anak-anak imigran ini. Dan karena susahnya pengucapan Jubran, akhirnya Khalil jubran mengganti namanya jadi KAHLIL GIBRAN. Kemampuannya yang menonjol dalam bidang menggambar jugalah yang menyebabkan ia terlibat dalam suniaseni di Boston. Melalui lembaga pendampingan para imigran dan anak-anak jalanan di Dennison House, Gibran semakin terlibat dengan dunia seni. Terlbih lagi setelah berkenalan dengan Fred Holland Day (seorang seniman termasyhur di kota Boston). Namun hal ini tidaklah berlangsung lama, pada bulan September 1898, atas dorongan ibu dan saudara-saudaranya, Gibran harus melanjutkan pendidikannya di Lebanon. Hal ini dikarenakan kekhawatiran sang ibu akan pengaruh-pengaruh tidak baik dengan teman-teman barunya didunia seniman tersebut.
Setelah 2 tahun sukses belajar di Amerika, Gibran-pun kembali lagi ke Lebanon. Hal ini sekaligus ia ingin belajar dan menguasai bahasa aslinya dan mengenal orang-orang Arab. Antara tahun 1899-1901, ia banyak belajar di sekolah terkemuka, Madrasah Al-Hikmah, yang kini terdapat di Ashrafiet, Beirut. Sekolah ini kurikulumnya sangat nasionalistik dan kajian-kajiannya lebih ditekankan pada kultur arab dengan pengembangan pada ajaran-ajaran Al-Kitab. Disekolah ini pulalah, ia dan Yusuf Hawaiik menerbitkan majalah "Al-Manarah". Yusuf Hawaiik adalah teman Gibran yang selalu berpendapat bahwa Kahlil Gibran selalu memperhatikan makna lukisan-lukisan/gambar ataupun tulisan yang akan dipublikasikan. Adapun ilmu pengetahuan yang ia pelajari adalah Hukum Internasional, Pengobatan, Musik dan Sejarah Agama. Selama tahun 1898 ia menyunting majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat. Dan akhirya diathun 1900-an, dengan didorong kekaguman terhadap pemikir-pemikir besar Arab yang telah ia pelajari, dia mulai membuat lukisan tokoh-tokoh besar tersebut, meskipun tidak berdasarkan foto. Dia membuat sketsa-sketsa penyair Islam awal, seperti: Al-Farid, Abu Nuwas, dan Al-Mutanabbih. Juga para filsuf, seperti: Ibnu Sina, Ibnu Khaldun dan penyair besar wanita, El-Khansa.
Konon salah satu karyanya yang termasyhur, "Sayap-Sayap Patah", adalah salah satu karyanya yang diilhami oleh pengalaman pahitnya pada saat ia berkenalan dengan seorang gadis, tapi keluarganya menolak kehadirannya. Gadis itu bernama Hala Dahir, dan dikota kelahiran ini pula-lah ia bisa belajar kembali bersama Salim Dahir.
Pada usia 18 tahun, Kahlil Gibran lulus dari Al-Hikmah dengan sangat memuaskan. Namun karena ingin memperoleh pengetahuan lebih banyak, ia pindah ke Paris untuk belajar melukis. Dari perjalanan dari Beirut-Paris, pada tahun 1901, dia mengunjungi Yunani, Italia, dan Spanyol. Gibran tinggal di Paris selama 2 tahun, juga untuk menulis karyanya yang berjudul "Spirits Rebellius". Bukunya yang berisi tentang kritikan-kritikan terhadap masyarakat, pejabat tinggi, pengurus-pengurus agama, dan cintanya yang kandas ini menyebabkan ia dikucilkan dari gereja Maronit dan diasingkan oleh pemerintah Turki, Lebanon.
Dan begitu ia kembali ke Lebanon, Sulthana -adik Gibran- meninggal dunia akibat Tuberculosis (TBC). Namun kesedihannya sedikit terobati setelah perkenalannya denga n seorang wanita yang mengembangkan bakat-bakatnya, sekaligus pengagum lukisan-lukisan Gibran, Josephine Preston Peabody dan darinya jugalah, Gibran bisa mengenal para seniman termasyhur di Boston. namun hal ini tidaklah berlangsung lama, karena Josephine harus menikah dengan orang lain. Dalam puncak kesedihan atas meninggalnya sang Ibu, setelah Peter -menurut Marianna, adiknya-, Gibran tidak menangis, namun tiba-tiba saja darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Dan dari sinilah ia semakin bersemangat untuk berkarya, baik dengan tulisan maupun lukisan.
Tahun 1904, Gobran bertemu dengan 2 orang yang sangat berarti, yaitu: Mery Elizabeth Haskel dan Amin Ghuraib.
Mery Elizabeth Haskel adalah seorang ilmuwati yang menaruh perhatian terhadap hal-hal artistik dan edukasi. Dia jugalah yang membantu Gibran agar dapat melanjutkan studinya ke Paris pada tahun 1908, dan untuk membalas jasa-jasanya ini, Gibran menulis namanya pada hampir semua karya-karyanya dan disingkat menjadi MEH pada setiap halaman terakhirnya.
Pada mulanya, Gibran hanya diberi wewenang untuk mengurus tata artistik, namun setelah mengetahuia potensi Gibran dalam menulis, Amim Ghurai (Pemilik majalah Muhajir) pada akhirnya menyediakan tempat-tempat khusus bagi tulisan-tulisan Gibran.
Pada tahun 1905, terbitlah 2 buku Gibran yang pertama, yaitu "An-Nubdah Fi Fannil Musiqa (Sekilas tentang seni musik)" yang berisi sejarah musik bangsa-bangsa zaman dahulu dan "Al Araa-isul Muruj (Putri Lembah)". Pada tanggal 1 Juli 1908, ia berangkat ke Paris, setelah sebelumnya ia menerbitkan bukunya yang ketiga "Al Arwaachul Mutamarridah (Jiwa-jiwa pemberontak)".
Setelah Gibran mengenyam pendidikan di Academic Julian dan Ecole De Beaux Arts (lembaga-lembaga yang cukuptermasyhur di Paris dalam bidang Pendidikan Seni), Ia pun berguru pada Pierrre Marcell Berraunneau -seorang pelukis visioner ternama-, selama dua tahun. Setelah itu ia beristirahat sejenak dan merenungkan hubungannya dengan 2 orang wantia kedalam sebuah surat untuk salah seorang sahabat M.E.H dan kepada M.E.H sendiri.
Kahlil Gibran memiliki 2 jenis cinta, yaitu cinta Platonis (cinta persaudaraan dan tidak didasarkan hasrat) yang ditujukan kepada Mery Elizabeth Haskel dengan cara memberikannya cinta spiritual dan intelektualnya.
dan yang kedua adalah cinta Freudian (Cinta yang didasarkan atas nafsu hewani) yang ditujkan kepada Emilie Michel dan lazim dipanggil Micheline. Dia adalah wanita muda yang mengajari Gibran bahasa Prancis di lembaga milik Haskel -suatu tempat dimana Gibran bertemu dengannya-.
Dan dari kedua cinta itulah yang memberinya pengaruh yang mendalam dan akhirnya dia selalu mebahas tentang wanita dalam karya-karyanya. Sebagaimana John Sturat Mill, Kahlil Gibran-pun bertanggung jawab atas pembebasan perempuan dari tradisi-tradisi para lelaki yang memperdaya wanita.
Setelah itu, ia kembali ke Amerika pada tahun 1910 dan tinggal di New-York. Mulai tahun 1911, dan kemudian karya-karyanya terlahir satu-persatu. Namanya pun semakin dikenal orang, terutama setelah terbitnya "Al Ajnichatul Mutakassirah (Sayap-sayap patah)" Pada tahun 1912, dan "The Prophet (Sang Nabi)" pada tahun 1923, pada tahun 1912 ini juga, ia dan beberapa penulis Arab menerbitkan majalah berkala "Al Funun". Dan pada tahun 1920, ia membentuk perkumpulan "Ar Rabithatul Kalaamiyah (Perkumpulan para penulis)" bersama 6 penulis Arab. Dan perkumpulan yang diketuai oleh Kahlil Gibran ini dibuat bertujuan untuk memodernisasikan sastra Arab dan mempromosikan ide-ide baru kepada para penulis Timur Tengah. Hingga pada akhirnya nama Gibran menjadi topik sehari-hari dikalangan intelektual negara-negara Arab/beberapa koran yang terbit di Timur-Tengah.
Kesuksesannya yang memuncak dengan terbitnya "The Prophet", dan segala kesibukannya, mengundang kembali "penyakit" lamanya, yakni penyakit kesepian dan kesunyian. Hingga M.E.H-pun mulai menjauhinya, karena dirasa Gibran mulai tidak membutuhkannya lagi. Pada akhirnya, M.E.H-pun menikah dengan sahabatnya. Adiknya, Marianna, pun menjadi seorang introvert kelas berat, bahkan ia memutuskan untuk tidak menikah.
"Al Ajnichatul Mutakassirah" adalah karya sastranya yang mendapat kritik dari May Ziadah. Dan kemudian Gibran-pun mulai bercinta dengan nya meskipun hanya melalui surat-menyurat dan hanya berlangsung 19 tahun (1912-1931).
Namun, pada bulan April 1931, akibat sakit jantung dan liver yang dideritanya, Gibran-pun belum sempat bertemu dengan dirinya karena ia lebih dulu mendinggal dunia. Lalu May Ziadah pun menyusul. Dan 3 bulan kemudian, tepatnya 23 Juli 1931, Gibranpun dipindah ke biara tua sunyi, Mar Sarkis di Wadi Kadisha, Lebanon.
Kahlil Gibran meninggal dunia tepatnya pada 10 April 1931 pada usia 48 Tahun di RS Vincent-New York. Namun ia ingin dikebumikan di Lebanon.
Pengabdannya selama bertahun-tahun dalam dunia pengetahuan dan sastra budaya Arab, menjadikan ia mendapatkan penghargaan dari persatuan masyarakat Arab-Amerika (1929).
GAMBARAN PEMIKIRAN GIBRAN
Gibranisme atau Jubranisme (sebutan bagi para penulis yang meniru gayanya dalam menulis dan mengungkapkan ide) biasanya memiliki tiga ciri khas, yaitu:
1. Romantisisme: yakni kecenderungan terhdap kehidupan alami, dimana perasaan diutamakan dalam menganalisa segala sesuatu dalam keindahannya.
2. Memakai gaya simbolis dan kiasan dalam membahas dan mengkritik sesuatu
3. Bebas dari tata bahasa dalam mengungkap ide.
Gibran mulai diperhitungkan sebagai filsuf setelah terbitnya The Prophet(Sang Utusan), hal ini karena bahasanya yang tidak terlalu sukar namun bermakna mendalam. Adapun karya-karya sebelumnya kebanyakan berupa Aforisma (Pernyataan ringkas dan padat) dan Paralel(Sekumpulan karangan yang berisi tentang kesusilaan, falsafah hidup, keagamaan atau mengandung nilai didaktis/mengandung didikan dan pelajaran) dengan tema-tema yang beragam. Sehingga semua pemikirannya sulit dideteksi dan belum tersusun secara sistematis.
Gibran sering juga dianggap sebagai filsuf Eksistensialis (). Hal ini dikarenakan alam pemikiran Gibran cenderung pada keberadaan manusia didunia, serta menekankan sisi kemanusiaan, martabat dan keluhuran manusia sebagai makhluk Tuhan. Atau bahkan sering disebut sebagai Eksistensialis Sayap Kanan. hal ini dikarenakan ia telah menerbitkan karyanya yang berjudul The Prophet (Yang berisi tentang hubungan manusia dan sesamanya), The Garden of the Prophet (Hubungan manusia dengan alam sekitarnya), dan The Earth Gods (Hubungan manusia dengan tuhannya).
KARYA-KARYA KAHLIL GIBRAN
Tulisan-tulisan Gibran diklasifikasikan menjadi 2, yakni yang berbahasa Arab dan berbahasa Inggris. Yang berbahasa Arab ditujukan untuk menggugah seluruh bangsa Arab agar sadar akan kondisi mereka dan mau menghapuskan penjajahan yang terjadi di beberapa neeri mereka, termasuk Lebanon. Dan yang satunya berbahasa Inggris, bertujuan agar bangsa Inggris/barat sadar akan pentingnya sebuah perdamaian dan persaudaraan.
Adapun karya-karyanya adalah:
1. An Nubdah Fii Fannil Musiqa (Sekilas Tentang Ilmu Musik), (1902)
Salah satu karyanya yang berisi tentang apresiasi musik olh Gibran dan paparannya terhadap apresiasi bangsa-bangsa zaman dulu terhadap musik dan peranannya yang dimainkan dalam berbagai peradaban.
2. Al Araaisul Muruuj (Putri Lembah), (1906)
Ini Adalah karyanya yang berisi kisah-kisah, baik kisah yang utopis, realis, ironis dan satiris (bersifat menyindir/mengkritik)
3. Al Arwaachul Mutamarridah (Jiwa-Jiwa Pemberontak), (1908)
Kisah-kisah alegoris (Perbandingan) yang terdapat didalamnya menceritakan tentang berbagai ketimpangan dan kesenjangan hidup dinegeri-negeri Arab; baik karena kekangan tradisi terhadap nilai-nilai kemanusiaan, maupun karena kesesatan perilaku yang dilegitimasi(disahkan) oleh masyarakat.
4. Al Ajnichatul Mutakassirah (Sayap-Sayap Patah), (1912)
Sebuah kisah cinta antara sang penulis dengan cinta pertamanya, dan akhir dari cerita ini terkandung kritik terhadap tradisi yang kontras dengan nilai-nilai kemanusiaan.
5. Kitaabud Dum'ah wal Ibtisaamah (Buku Air Mata dan Senyuman), (1914)
Ini sebuah buku yang memuat kisah-kisah alegoris dan beberapa lambang yang merupakan khas Gibran dalam mengungkapkan idenya.
6. The Mad Man: His Parabels and His Poems (Sang Orang Gila: Seluruh Parabel dan puisinya), (1918)
Seperti halnya diatas, bahwa buku ini berisi kritikan terhadap perilaku kehidupan yang menyimpang. Istimewanya, ini adalah buku pertamanya yang berbahasa Inggris, sehingga dari buku inilah nama Gibran mulai dikenal di Amerika.
7. Al Mawaakib (Sebuah Prosesi), (1919)
Buku ini berisi puisi-puisi Gibran yang berbahasaArab dengan muatan yang mengandung arti dan hakikat hidup.
8. Al 'Awaashif (Prahara/badai), (1920)
Sebuah antologi puisi juga, sebagaimana AL-Mawakib
9. The Forerunner (Sang Pelopor), (1920)
Buku inii berisi kisah-kisah simbolis, termasuk parabel dan aforisma, yang sarat dengan makna; khususnya tentang hakikat kehidupan dan cinta.
10. Al Badaa'i wat Taraa'if (awal dan perkenalan), (1923)
Suatu kumpulan sya'ir dan tulisa-tulisan pendek yang pernah dimuat dalam makalah Al-Hilal.
11. The Prophet (Sang Utusan), (1923)
Ini adalah karya terbaiknya yang berisi berbagai nasehat tentang hakikat kehidupan dalam berbagai bidang.
12. Sand And Foam (Pasir dan Buih), (1926)
Kumpulan tulisan-tulisan Gibran dari berbagai majalah yang berupa kisah-kisah dan ungkapan-ungkapan pendek tapi bermakna dalam.
13. Kalimat Jubran (kata-kata Gibran), (1927)
Ini adalah kumpulan Aforisma dari berbagai masalah.
14. Jesus The Son Of Man (Yasu' putra manusia), (1928)
Sebuah buku yang berusaha memaparkan satu pandangan baru, tentang Yesus, tidak hanya dalam porsi sebagai "Tuhan", namun juga dalam pengalaman hidupnya yang manusiawi. Konon juga ini ditafsirkan bahwa kalaupun Yesus putra Tuhan, kenapa ada yang membencinya!? sebab Tuhan punya kuasa penuh terhadap manusia. Hal ini didasarkan pada isi yang terdapat karya ini yang terdapat berbagai pendapat tentang Yesus; ada yang simpatik, ada yang antipati, ada yang memujanya, ada yang mencercanya. Sungguh betapa perjalanan yang manusiawi, dan bukan perjalanan yang Ilahiyah.
15. The Earth Gods (Para Dewa Bumi), (1931)
Sebuah tulisan dalam bentuk puisiyag berkisah tentang "Para Dewa Bumi" yang murka dan menghancurkan dunia kecuali seorang laki-laki dan perempuan, dan mereka jugalah yang menurunkan kembali anak manusia.
16. The Wanderer (Sang Pengelana), (1933)
Ini adalah sebuah buku yang berisi kumpulan tulisan pendeknya.
17. The Garden of The Prophet (Taman sang Nabi), (1933)
Buku ini adalah lanjutan dari pada best sellernya, The Prophet.
KELEMAHAN-KELEMAHAN KARYA KAHLIL GIBRAN
1. Over Generalisasi
Dia membenci strata kehidupan masyarakat dan ia pun membenci orang-orang kaya, hukum-hukum sosial dan sebagainya sehingga ini mengesankan ia tidak memberi ruang bagi orang untuk jadi kaya dan shalih.
2. Over Simplifikasi
Dia tidak punya latar belakang hukum. Dia menganggap hukum manusia terlepas dari logika dan aktual, langsung atau tidak, adalah dari hukum alam. Yang sebenarnya itu semua, menurut ahli etika profesional (hukum manusia) adalah norma tindakan moral yang ditetapkan atas dasar hukum-hukum alam dan hukum Illahiyah; tujuannya adalah untuk menyelamatkan 2 jenis hukum tersebut. Dia juga gagal untuk melihat bahwa agen sosial kependetaan adalah sesuatu yang dilembagakan oleh Tuhan sendiri untuk tujuan komunal. Memang benar, jika Tuhan mengutus malaikat sebagai risalah-Nya, alih-alih memilih para utusan-Nya dikalangan manusia bumi yang lemah, tapi kita akan mengeluh bahwa dakwah para malaikat melampaui keterbatasan kita sebagai manusia. Dan mungkin Gibran mengharapkan lebih dari sekedar manusia yntuk mengerjakannya. Dan bisa jadi, dia lupa bahwa pendeta adalah manusia.
3. Ketidak-lengkap'an
Dia tidak pernah setuju dengan perkawinan legal tapi tidak pernah menyelesaikan persoalan-persoalan perceraian.
4. Kurangnya Sistematisasi Metodologis Dalam Penyajiannya
Semua karyanya tidak koheren (ada hubungannya;sangkut-paut), tidak sistematis, dan prosedurnya kurang logis. Ide-idenya tersebar dalam berbagai media massa tapi tidak saling bertautan. Karya-karyanya memang puitis, tapi tidak mudah dipahami dan spontan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar